Sabtu, 06 Oktober 2012

Miners vs Golok

Pernah lihat miners pergi kerja bawa golok?
Pasti belum pernah kan..

Nahh kali ini mimin mau cerita, meski bukan peralatan kerja miners tapi golok 'sahabat' kebanyakan miners di Indonesia (terutama).

Alkisah, pada suatu hari tersebutlah seorang senior mine engineer yang jomblo << padahal mestinya gak usah disebut, sedang ke lapangan untuk memeriksa apakah di salah satu bekas pit bisa dilakukan redesign.
Bersama dengannya ada 2 orang junior engineer yang baru bergabung, sekalian jalan untuk pengenalan situasi tambang.

Tiba tiba melalui radio terdengar keributan di salah satu pit aktif yang deket mereka. Sumber keributan adalah gegara personil keamanan perusahaan mengobrak abrik pondok jaga pungutan uang retribusi angkutan batubara (di Kalsel biasa ada pungutan macam gini) milik salah satu desa di dekat pit itu.

Pondoknya ancur lebur di acak acak dan penunggunya udah kabur entah kemana.

Kurang lebih 1/2 jam kelarlah urusan di pit bekas, sang senior engineer kita melanjutkan menengok ke pit yang baru saja ada keributan. Karena jaraknya deket, hanya 10 menit bermobil maka sampailah mereka di pit tersebut.
Karena merupakan pit aktif maka kegiatan penambangan masih berlangsung dan memang sudah skedul 2 harian bagi sang tokoh kita ini untuk meninjau perkembangan progress kerja.

Baru sekitar 5 menit di tambang, sambil menjelaskan beberapa detail kerjaan dan rencana pit tersebut, tiba tibaaa.... Dari arah perbukitan sebelah timur pit itu, berlarian segerombolan pria yang berteriak teriak sambil mengayunkan golok, tombak, celurit dan poster Ayu Ting Ting << tapi yang terakhir bo'ong.
Belakangan ketahuan kalau mereka adalah penduduk dari desa pemilik pondok yang diacak acak oleh keamanan perusahaan tadi.

Karena senior staff di perusahaan, sang tokoh kita berusaha cool. Apalagi di depan karyawan baru << salah satunya cewe (sedikit..) cantik dan bohay.
Berusaha menenangkan engineer muda dan sambil memeluk junior engineer cewe yang ketakutan << kesempatan harus dimanfaatkan, tokoh kita ini melambai lambaikan tangan kanan untuk menenangkan pria pria tersebut yang makin lama makin mendekat.

Dikejar kejar golok bahkan dikalungin celurit, ditempelin badik di perut sudahlah beberapa kali di alamai oleh sang tokoh kita ini.
Sang tokoh kita teringat pengalaman beberapa tahun yang lalu di Halmahera Selatan dalam kasus yang mirip. Ketika perusahaan mereka di demo masyarakat setempat.
Parahnya yang demo sambil membawa golok yang diacung acungkan.
Jiper dong karyawan yang ada.
Apalagi demonstran juga sambil menggedor gedor dinding bangunan kantor, menginjak injak mobil perusahaan. Demonstran yang rata rata menggunakan ikat kepala warna merah berteriak 'bakar...bakar...bakarrr!!.... Menambah seramnya situasi.

Beberapa karyawan yang wanita sampai menangis di dalam kantor.
Bak seorang pahlawan, sang tokoh kita merangkul mereka satu persatu << kann... Kesempatan banget kayanya, udah hobby kayanya sih.

Lain peristiwa...
Pas di Kaltim, sang tokoh kita juga pernah dikejar kejar golok sama orang dayak sana. Gara garanya sih katanya perusahaan gak mau bayar kompensasi uang ganti rugi pemboran.
Kebetulan karena sang tokoh kita yang ada dilokasi dan dianggap yang paling senior, maka tokoh kita inilah yang dimaki maki orang dayak itu. Ngerinya, meski Mandau (bukan Mantaw.. Tolong jangan keliru identifikasi, karena Mantaw itu roti yang enak dan Mandau itu gak ada enak enaknya) tetap tersarung dipinggang namun terus dipegang dengan tangan kirinya bapak dayak itu.

Sekali lagi sesuai kebiasaan sang tokoh, doi memeluk salah satu karyawan yang juga ikut serta disitu. Hanya bedanya, sekarang karyawan yang dipeluk adalah bapak bapak kumisan << oke... Ini sedikit aneh, sepertinya ada yang salah :-P

Pernah juga ditempelin badik waktu menolak menandatangani koordinat area tambang yang akan di mitra kan dengan penambang lokal di Kalsel. Juga pernah ditempeleng karena lagi mengambil koordinat dengan GPS (dikira penduduk setempat mengukur tanah miliknya). Udah terlanjur benjol baru penduduknya minta maaf setelah ngerti dijelasin :'(

Jadi udah cukup pengalaman lah.

Balik ke cerita awal.

Gerombolan bawa bawa golok udah semakin mendekat, disabar sabarin sepertinya gak mempan.
Sialnya mereka sepertinya mengincar sang tokoh kita karena ber-helm putih (helm staff).

Ketika jarak kurang lebih 20 meter dan sepertinya gerombolan itu dan bisa ditahan tahan lagi, buru buru sang tokoh beserta pengikutnya kabur masuk ke mobil yang kebetulan diparkir deket.
Sialnya << gak papa sial dikit, tadi udah untung meluk meluk cewe gratis, karena sang tokoh kita ini termasuk tinggi sementara Mobil Strada L200 terkenal kabinnya agak sempit, body masuk ke kursi tapi kaki susah berada diposisi yang tepat karena nyangkut setir.
Keadaan makin genting karena gerombolan makin deket.
Pada saat itu tiba tiba salah satu junior engineer menarik tubuh sang tokoh kita ke kursi belakang supaya bisa digantikan oleh salah satu operator yang ikutan kabur.
Gak ngerti gimana caranya tiba tiba saja sang tokoh kita sudah berada di kursi belakang.

Dengan kecepatan tinggi, dikebutlah mobil keluar dari wilayah tambang.
Kira kira 5 km dari pintu tambang, di posisi yang agak tinggi berhentilah di pinggir jalan dan memantau ke lokasi pit yang rusuh tadi.

Anehnya sang tokoh kita kesel.
Aneh kan... Mestinya lepas dari bahaya malah lega, seneng atau gembira, ini malah kesel.

'Tadi belum puas meluk engineer cewe itu, kurang lama!' kata tokoh kita <<< pantass!!! Dasar otak mesum, gak jauh jauh deh dari urusan selangkangan

1 komentar: